Opini: Revitalisasi Pelabuhan, Jalan Tepat Mengangkat Ekonomi Bangka Belitung
Oleh: Khairummita Al Mukaramah & Rival Maulana
Mahasiswa/i Magister Manajemen Universitas Bangka Belitung
Bangka,VissionNews.Com- Revitalisasi pelabuhan di Bangka Belitung bukan lagi sekadar wacana pembangunan infrastruktur, melainkan kebutuhan mendesak untuk memperbaiki fondasi ekonomi daerah kepulauan ini. Dengan struktur geografis yang terpisah oleh lautan, pelabuhan seharusnya menjadi urat nadi perdagangan, logistik, dan konektivitas wilayah. Namun kenyataannya, masih banyak pelabuhan di Bangka Belitung yang belum memiliki kapasitas memadai, fasilitas modern, maupun manajemen operasional yang efisien.
Dalam pandangan kami, revitalisasi pelabuhan adalah strategi yang mampu memberikan dampak ekonomi berlipat ganda. Pelabuhan bukan hanya tempat keluar masuk kapal, tetapi pusat aktivitas industri, distribusi, hingga pengembangan kawasan ekonomi baru. Modernisasi pelabuhan berarti membuka pintu bagi investasi, menurunkan biaya logistik, mempercepat arus barang, serta memperluas pasar pelaku usaha lokal.
Langkah perbaikan infrastruktur seperti pendalaman alur pelayaran, pembangunan dermaga baru, modernisasi alat bongkar muat, hingga peningkatan fasilitas cold storage akan mempermudah proses logistik. Ketika efisiensi meningkat, harga barang menjadi lebih kompetitif. Industri perikanan, pengolahan timah, agribisnis, dan UMKM akan terdorong naik kelas karena akses pasar mereka terbuka lebih luas.
Tidak hanya fisik, reformasi manajemen pelabuhan juga sangat penting. Digitalisasi layanan, transparansi proses bongkar muat, serta integrasi data antar lembaga dapat memotong birokrasi yang selama ini menghambat distribusi barang. Pelabuhan yang dikelola secara modern akan menjadi magnet bagi perusahaan pelayaran dan investor untuk beroperasi di Bangka Belitung.
Revitalisasi pelabuhan juga berpotensi menciptakan kawasan industri, zona logistik, dan pusat distribusi baru. Dampaknya akan langsung dirasakan masyarakat: bertambahnya lapangan pekerjaan, berkembangnya UMKM, dan meningkatnya pendapatan nelayan serta pelaku usaha kecil. Dengan kata lain, modernisasi pelabuhan dapat menjadi lokomotif pembangunan ekonomi yang inklusif.
Pemerintah provinsi sudah mengarah ke strategi terpadu yang memasukkan aspek ekonomi, sosial, lingkungan, hingga tata kelola melalui model public-private partnership (PPP). Pendekatan ini penting agar pembangunan tidak hanya berorientasi jangka pendek, tetapi juga berkelanjutan dan memiliki daya saing.
Setidaknya ada enam tujuan utama revitalisasi pelabuhan:
- Meningkatkan kapasitas bongkar muat dan menurunkan biaya logistik.
- Mendorong industri hilir seperti pengolahan hasil laut dan timah.
- Menghubungkan Bangka Belitung ke jaringan perdagangan regional.
- Memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat dan UMKM.
- Menjaga kelestarian lingkungan pesisir.
- Meningkatkan tata kelola serta menarik investasi.
Jika strategi ini dijalankan dengan komitmen kuat dan koordinasi lintas lembaga, pelabuhan di Bangka Belitung dapat bertransformasi dari sekadar titik transit menjadi pusat nilai tambah ekonomi. Revitalisasi pelabuhan adalah momentum untuk mengurangi ketergantungan pada sektor ekstraktif, mendorong diversifikasi ekonomi, dan memperkuat posisi Bangka Belitung di jaringan perdagangan regional.
Kini, pilihan ada pada pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan: apakah revitalisasi pelabuhan hanya menjadi proyek infrastruktur biasa, atau justru menjadi gerbang transformasi ekonomi yang dinantikan masyarakat? Kami percaya, dengan perencanaan yang matang dan eksekusi yang konsisten, pelabuhan modern dapat menjadi motor penggerak kemajuan Bangka Belitung.









