Universitas Terbuka Dengan Teknologi Hijau Pemanfaatan Bekas Tambang Timah Liar dan Pemanfaatan Tanaman Untuk Kelestarian Alam

Narasumber: Dr. Rosalita, M.AP

Pangkalpinang,VissionNews.Com- Permasalahan lingkungan akibat tambang timah liar masih menjadi isu serius di Pulau Bangka, khususnya di kawasan sekitar Pantai Pasir Padi, Kota Pangkalpinang. Kondisi bekas galian tambang yang dibiarkan begitu saja menimbulkan kerusakan ekosistem, merusak tata ruang, serta mengancam kelestarian alam.

Berangkat dari keprihatinan tersebut, Universitas Terbuka (UT) bersama siswa-siswi SMP Negeri 10 Pangkalpinang berinisiatif melakukan kegiatan pengabdian masyarakat dengan konsep teknologi hijau. Program ini berfokus pada pemanfaatan lahan bekas tambang timah liar menjadi kawasan produktif dan hijau melalui penanaman tanaman sayuran serta buah-buahan.

Pantai Pasir Padi sendiri memiliki sejarah unik. Nama “padi” yang melekat ternyata berasal dari masa kolonial Hindia Belanda, ketika kawasan pesisir pantai ini dijadikan lokasi percobaan penanaman padi. Kini, seiring aktivitas pertambangan liar, lingkungan di sekitar kawasan ini justru banyak mengalami kerusakan.

UT melihat hal tersebut sebagai momentum untuk menghadirkan solusi nyata. Selain belajar mandiri melalui sistem pendidikan jarak jauh, mereka diajak untuk turut berkontribusi langsung pada perbaikan lingkungan.

Dalam kegiatan ini, para mahasiswa dan siswa SMP 10 diberi pemahaman tentang apa itu tambang timah liar, lokasi-lokasi yang terdampak di Kota Pangkalpinang, serta kerusakan yang ditimbulkannya bagi ekosistem Bangka Belitung. Edukasi lingkungan ini kemudian dilanjutkan dengan aksi penghijauan di lahan bekas tambang.

Beberapa langkah yang dilakukan antara lain: Pemanfaatan lahan bekas tambang untuk ditanami sayuran seperti cabai dan beberapa jenis buah. Pemberian peralatan berupa tempat pembibitan, polybag, pupuk, dan benih. Penghijauan kawasan untuk menekan dampak erosi sekaligus mempercantik lingkungan.

Kegiatan ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga lingkungan dari bencana. Pada tahun 2016, Kepulauan Bangka Belitung, termasuk Pangkalpinang, pernah mengalami banjir besar akibat kerusakan daerah resapan air. Namun, sejak upaya perbaikan lingkungan dilakukan secara bertahap, intensitas banjir berkurang drastis hingga tahun 2025.

Melalui kolaborasi ini, UT berharap dapat membangun kesadaran mandiri di kalangan generasi muda untuk menjaga lingkungan. Kegiatan ini bukan hanya sekadar proyek hijau, tetapi juga bentuk pendidikan karakter agar siswa dan mahasiswa lebih peduli terhadap alam sekitar.

Dengan semangat kolaborasi antara dunia pendidikan dan masyarakat, diharapkan lahan-lahan bekas tambang di Bangka Belitung dapat berubah menjadi kawasan produktif sekaligus menjaga keberlanjutan alam untuk generasi mendatang.

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *