Pangkalpinang,VissionNews.Com- Festival Nganggung yang digelar perdana di Kelurahan Tuatunu, Kota Pangkalpinang, disambut antusias oleh masyarakat. Kegiatan budaya ini berhasil melampaui ekspektasi penyelenggara, dengan jumlah dulang (nampan saji) yang disiapkan melebihi 1.000 buah.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kota Pangkalpinang, Yudi Vernando, mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya atas dukungan penuh masyarakat Tuatunu dalam menyukseskan acara tersebut.
“Hari ini kami menyiapkan 1.000 dulang, namun kenyataannya jumlahnya melebihi itu. Mudah-mudahan tahun depan kita bisa siapkan 10.000 dulang, sesuai harapan Pj Walikota Unu,” ucap Nando sapaan akrab Plt Kadis Pariwisata, Jumat (05/09/2025).
Ia juga menyampaikan bahwa kolaborasi dengan masyarakat Tuatunu menjadi kunci suksesnya festival ini. Menurutnya, kegiatan tersebut bukan hanya ajang kebersamaan, tetapi juga bagian dari pelestarian kearifan lokal yang berpotensi diangkat ke tingkat provinsi bahkan nasional.
“Masyarakat Tuatunu sangat mendukung. Mereka sadar betul akan pentingnya menjaga budaya ini agar bisa dibawa ke level yang lebih tinggi,” lanjutnya.
Festival Nganggung ini juga bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang oleh masyarakat Tuatunu dirayakan layaknya hari raya. Hal ini menjadi alasan kuat digelarnya festival berskala besar dengan berbagai kegiatan budaya dan perlombaan.
Pihaknya berharap Festival Nganggung dapat masuk dalam kalender tahunan Kota Pangkalpinang, dan ke depan bisa menjadi bagian dari agenda nasional.
“Kegiatan ini mirip dengan tradisi ruahan yang sudah masuk kalender nasional. Harapannya, Nganggung Akbar ini juga bisa menjadi agenda tetap, baik di tingkat kota maupun nasional,” ujarnya.
Adapun rangkaian kegiatan dalam Festival Nganggung meliputi kirab budaya dan nganggung bersama, aneka perlombaan tradisional, hiburan budaya, pasar tradisional (bazar), lebaran bersama, estafet makan nanas Tuatunu, lomba kreasi ngucek atau ngupas nanas, lomba olahan produk nanas Tuatunu, serta lomba cipta E-book.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya, tetapi juga sarana pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui potensi lokal, khususnya produk olahan nanas yang menjadi ikon Kelurahan Tuatunu.(ss)









