Ketua DPRD Pangkalpinang Respons Wacana Pemotongan TPP ASN, Diputuskan Turun 20 Persen

Pangkalpinang,VissionNews.Com- Ketua DPRD Kota Pangkalpinang, Abang Hertza, menanggapi wacana pemotongan Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang. Ia membenarkan adanya usulan pemotongan TPP dari perangkat daerah yang kemudian dibahas secara intensif bersama DPRD.

Menurutnya, usulan tersebut muncul akibat menurunnya dukungan dana dari pemerintah pusat serta realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mengalami penurunan signifikan. Kondisi itu membuat Pemkot harus mengambil langkah strategis demi menjaga stabilitas keuangan daerah.

“Banyak dinamika dan permasalahan yang harus dipertimbangkan. Tetapi pemerintah kota bersama DPRD tetap mengutamakan agar pelayanan kepada masyarakat tidak terganggu, dan kesejahteraan ASN tetap diperhatikan,” kata Abang Hertza, Jumat (28/11/2025).

Ia mengungkapkan, wacana pemotongan TPP sebenarnya sudah muncul sejak masa Penjabat (Pj) Wali Kota M. Unu Ibnudin. Dalam pembahasan sebelumnya, opsi pemotongan TPP ASN bahkan mencapai 30 persen sebagai langkah antisipasi menghadapi tekanan fiskal.

“Sejak awal masa Pj Wali Kota, pembahasan mengenai efisiensi anggaran sudah dilakukan, termasuk opsi pemotongan TPP sebesar 30 persen,” ujarnya.

Setelah Prof Saparudin dan Cece Dessy dilantik sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pangkalpinang, kebijakan pemotongan TPP awalnya tidak diterapkan demi menjaga stabilitas kesejahteraan ASN serta memastikan layanan publik tetap optimal.

Namun, tekanan fiskal yang terus membesar membuat Pemkot harus meninjau ulang struktur belanja daerah. Proses pembahasan yang melibatkan DPRD dilakukan secara berulang untuk mencari solusi terbaik.

Hasilnya, disepakati langkah pemotongan TPP ASN sebesar 20 persen, lebih rendah dari rencana awal. Kebijakan tersebut diambil untuk menjaga stabilitas keuangan kota agar pembangunan dan pelayanan publik tetap berjalan.

“Jadi, ini bukan kebijakan yang muncul tiba-tiba. Ini sudah direncanakan sejak lama karena melihat kemampuan keuangan daerah yang mulai tertekan akibat penurunan pendapatan,” tutur Abang Hertza.

Share

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *